Isnin, 4 Jun 2012

sayang



 
Dada ini bergetaran tika dia melewati kamarku.Sememangnya sejak dia menumpang rumah sewaku, aku sering curi pandang pada raut wajahnya yang yang  benar-benar tampan. Senyumannya yang manis dengan misai yang di jaga rapi  membuatkan aku tidak senang duduk.Tubuh sasanya puas ku jamah lewat anak mata  nakalku tika dia berbaring menonton TV sambil tidak berbaju.Cuaca panas saat ini  satu rahmat buatku. Amir sering menanggalkan baju. Dan ada kala hanya berseluar  pendek. Panas katanya.Aku hanya tersenyum tika kalimah itu di tuturkan.sambil  mataku tidak puas menatap wajah tampanya hingga melarat ke tubuhnya yang  sasa. Paling ku suka menjeling punggungnya yang padat dan kekar.memang  mengetarkan dan mengeletik nafsu ku.Namum ku cuba menahan segalanya. Dia sahabat  kawanku. Segala perkiraan yang silap mungkin mengundang padah. Memang tiada siapa  menyangka aku sebegini. dari raut wajahku,susuk tubuhku,cakapku dan gerak gerikku  tiada siapa menyangka aku seorang gay. 

Aku sudah tidak tahan lagi.Amir hanya bertuala tika itu.Melewati pintu  kamarku untuk ke bilik mandi. Aku mengekorinya.Tika itu tiada seorang pun di  rumah ini.Semuanya keluar entah kemana.Ku pandang pintu bilik air yang tertutup  rapat.Sesekali ku dengar ceburan air didalam bilik mandi.Ku ketuk pintu bilik  mandi. Amir menjengukkan kepalaya.Dia memandangku..hanya kepalanya tertonjol  ketika itu dan tubuhnya terselindung dari pintu bilik mandi.Aku pasti dia  berbogel tika itu." aku nak kencing tak tahan" ujarku sambil mengutum senyum."  Dia membalas senyumku.Di bukaknya pintu bilik air tanda dia mengizinkan aku  masuk.dadaku tersentak dan darahku berderau tika itu.Sesubuk tubuh Amir tanpa  sehelai benang pun membaluti tubuhnya berdiri di hadapanku.Tubuhnya benar-benar  kekar dan sasa.Kulit hitam manis nya berkilat.Dadanya yang sasa dan ketul-ketul  di perutnya sebagai tanda dia sememangnya rajin bersenan.Tanpa mengedahkan  kehadiranku dia meneruskan urusanya.Kini dia membelakangiku sambil mengosok badanya yang di basahi air pancur.Aku berpura-pura membuang air  kencing sambil ekor mataku menjeling punggungnya yang kemas dan padu."kau gay  ye" tiba-tiba satu kalimah terluncur dari bibir Amir.Aku merenung tepat  wajahnya.
"Apa maksud kau?" aku terpana dengan pertanyaannya yang tepat mengena  batang hidungku.Mukaku pucat lesi. Dia hanya tersenyum sambil mengosok-gosok  dadanya.Senyumannya mengandungi seribu makna. Tangan sasanya menjalar ke  senjatanya yang mula tegang.sekali lagi dia menguntum senyum.Aku pula yang  tersipu-sipu malu. Pelahan -lahan ku hampiri Amir. Ku sentuh dadanya yang bidang.Ku  ulas lenganya yang berketul-ketul itu. Tiba-tiba bibirnya mengucup bibirku.Penuh  kelembutan dan romantis. Aku membalas kucupan itu.Dua bibir bertaut. 
bibirnya  menari-nari di cuping telingaku sambil berbisik "Aku tau kau selalu memehati aku  dan aku jua pun bergitu selalu mengintai rentak tarimu"  ujarnya lembut  membuatkan aku terus terbuai. Ku cium sekeling tengkoknya sambil mengigit ! manja.Ku sedut dan ku main dengan lidahku membuatkan amir mengeliat kegelian  dalam kenikmatan.
 Sambil sesekali lidah hikmatnya menguis-guis urat di belakang  senjataku. Hisapnya penuh berirama dan berseni.Penuh romantis dan  kelembutan. 
Penjelajahan kami baru bermula.Dan kali ini aku menghisap rakus puting  susunya yang kemas dan sasa itu.Ku uli dan ku gigit dengan manja.Ku hisap dan ku  nyonyot seenaknya.Ku dengar deru nafas Amir yang berderu.Bibirku terus nakal dan  terus menjalar ke kebawah.Tanganku juga bergitu terus memukul manja sambil  mengusap punggung kekar yang sekian lama ku idamkan.Sambil mengelus ari-ari nya  yang lebat bagikan hutan amazon itu bibirku mengucup lembut senjatanya yang  tarpacak kukuh bagaikan sebilah keris terhunus menanti mangsa.Ku genggam dengan  dengan tanganku.Senjatanya cukup panjang dan besar.Dua tangan tergenggam baru  dapat menutup seluruh senjatanya.Bayangkan betapa enaknya bila senjatanya itu  dapat ku kulum seenaknya.Sambil merenung raut wajahnya yang tersenyum ku jamah  lembut senjatanya yang terpacak itu.Ku hisap dan ku main-main kepala senjatanya  hingga dia mengeliat kegelian.Tangan sasanya membelai lembut rambutku.Manakala  tangan sasaku pula terus bermain dengan punggung! nya dan sesekali menapar manja.Dia hanya tersenyum tika aku menapar punggungnya.

Kali ini geliran senjataku pula merasai kehangatan mulut amir.Ternyata dia bukan  orang baru dalam permainan ini. cara hisapanya,cara elusanya benar-benar membuat  kan aku tidak tahan.Ternyata dia lebih handal dari aku.Dia menghisap senjataku  hingga ke pangkal.Tanpa sedikitpun giginya mencalar atau mengena  senjataku. Sambil sesekali lidah hikmatnya menguis-guis urat di belakang  senjataku. Hisapnya penuh berirama dan berseni.Penuh romantis dan  kelembutan.Tidak padan dengan sekali pandang sikapnya yang kasar itu. Ternyata  dia penuh romantis dalam permainan.Mulutnya rapat ke pangkal sambil tanganya  mengutil puting susuku. Ada kalanya tangan nakalnya membelai punggungku hingga ke  lurah hikmatku.Ada kalanya lidah nakalnya menari di pehaku sambil giginya  mengigit manja bulu pehaku yang berserabut di peha. Bibir nakalnya menjalar  hingga ke kaki.Aku benar-benar terangsang dengan tindakannya.beberapa kali ku  cuba atur nafasku agar air maniku tidak terpancut awal.Beberapa kali ku juga ku  tarik!
 
Next time kalau nak cakap...jangan guna trick oky 

Kepalanya dek tidak tahan dengan pemaninan hebatnya.Dia hanya  tersenyum.Senyuman yang mengetar seluruh urat nadiku.Senyuman yang indah yang  tidak mungkin ku lupakan hingga aku mati.

Amir membongkokkan tubuhnya sambil menyapu sabun ke seluruh punggungnya. Dia  mengisyaratkan aku untuk mendatanginya dari arah belakang.Aku tidak melepaskan  peluang itu. Ku Masukan senjataku yang tidak kurang panjang dan besarnya juga itu  ke lubang hikmatnya.sabun yang  membasahi selurus lubang hikmatnya itu memudahkan  permainan ini.acara sorong tarik bermula.Amir turut menghenjutkan punggungnya  tika aku menunjahkan senjataku ke lubang hikmatnya. Wajahnya berkerut. Antara  kesakitan dan kenikmatan berlegar di raut wajahnya.Tiba-tiba aku terkejang.Air  maniku terpancut ke dalam lubang hikmatnya.Terpancut hingga meleleh membasahi  punggungnya.Aku terduduk di simen kepenatan. Amir merenungku sambil tersenyum.Dia  melacap senjatanya di hadapan mukaku.Tanganku membelai lembut dadanya.Kali ini  dia pula terkejang.Air maninya terpacut laju hingga kena ke mukaku.Amir ketawa  kecil melihat wajahku yang lucu di basahi air maninya.Dia menolong aku  membasuhnya.
"Next time kalau nak cakap...jangan guna trick oky " ujarnya lembut.
Aku hanya tersenyum penuh kepuasan... 

1 ulasan: